Kurawa
DURYUDANA
Orang tua : Prabu Destarasta dan Dewi Gendari
Istri : Dewi Banowati
Anak : Lakmandra komara,Laksmandrawati
Gelar : Prabu
Negara : Hastinapura
Kelemahan : Ditepuk
paha kirinya
Critane :
Duryudana adalah putera Prabu Destarastra di Hastinapura, ia seorang Kurawa
yang tertua. Korawa atau Kurawa berarti suku bangsa Kuru. Setelah dewasa
Duryudana bertahta di Hastinapura bergelar Prabu Duryudana. Kurawa meskipun
bersaudara misan dengan Pandawa namun senantiasa bermusuhan, hingga terjadi
perang saudara, yang disebut Baratayudha. Negeri Hastinapura terhitung kerajaan
besar, binatara, maka waktu perang Baratayudha dapat bantuan dari kerajaan
lain. Sebenarnya Prabu Duryudana seorang yang sakti, tetapi tak pernah
kelihatan kesaktiannya. Dalam perang Baratayudha ia bertanding dengan Raden
Wrekudara. Prabu Duryudana tak dapat dikalahkan. Tetapi ketahuan oleh Wrekudara
dari isyarat yang diberikan oleh Prabu Kresna dengan menepuk-nepuk paha kiri
yang merupakan kelemahannya. Setelah dipupuh (dipukul) dengan gada, paha
kirinya oleh Wrekudara, tewaslah ia. Kelemahan paha ini karena waktu muda
Duryudana dimandikan dengan air sakti, ada bagian paha yang tertutup dengan
daun beringin, maka tertinggallah bagian badan itu oleh air sakti yang
membasahi seluruh badannya.
Prabu Duryudana menantu raja Mandraka, Prabu
Salya. Mula-mula ia bertunangan dengan Dewi Erawati, Puteri Prabu Salya yang
tertua, tetapi gagal karena puteri itu dicuri oleh Kartowiyoga, dan Prabu
Duryudana mencari puteri itu tetapi gagal. Putri tersebut diketemukan oleh
Raden Kakrasana, maka diperisterilah puteri itu oleh Kakrasana, yang kemudian
jadi raja di Madura bernama Prabu Baladewa.
Kedua kali Prabu Duryudana bertunangan dengan
puteri Prabu Salya yang kedua, bernama Dewi Surtikanti, tetapi puteri itu
diperisteri oleb Raden Suryaputra, yang kemudian bernama Adipati Karna.
Ketiga kalinya, bertunangan dengan Dewi
Banowati, puteri Prabu Salya yang ketiga, luluslah perkawinan ini. Namun
sebenarnya, puteri Banowati tak suka pada Prabu Duryudana, karena Banowati
berharap akan diperisteri oleh Raden Arjuna. Lantaran ini, Dewi Banowati
.menurut juga dipermaisuri dengan Prabu Duryudana, tetapi dengan janji tak akan
dilarang semasa Dewi itu bertemu dengan Arjuna sewaktu-waktu. Dikabulkanlah
permintaan itu dan terlaksana pada waktu-waktu Banowati bertemu dengan Arjuna
tak diganggu-gugat. Prabu Duryudana berputera Raden Lesmanamandrakumara dan
Dewi Dursilawati.
DURSASANA
Orang tua : Prabu
Destarasta
Aji-aji/sanjata : Keris
Kyai Barla
Negara : Hestinapura
Critane : Raden Dursasana putera Prabu Destarastra yang ke
dua di Hastinapura, seorang Kurawa kesatria yang tinggal di kesatrian
Banjarjungut, karena itu ia disebut juga kesatria Banjarjungut. Dursasana
sangat disayangi oleh rama ibu dan saudara tuanya, Sri Duryudana. Apa yang
diperbuatnya tidak dilarang dan selalu dibiarkan saja. la suka dipuji dan
bertabiat sesuka-sukanya. Tidak ada seorangpun yang kuasa melarangnya.
Perkataan Dursasana kasar diikuti dengan tertawa dan ia tak pernah tenang. Pada
waktu berjalan melenggang-lenggang panyang, pun waktu duduk ia berbuat begitu
juga, suatu adat yang ganjil sekali.
Dursasana diangkat sebagai panglima
negeri Hastinapura, akan bertanding dengan Wrekudara nanti pada perang
Baratayudha. Dalam perang Baratayudha, benar-benar ia berhadapan dengan
Wrekudara, yang kemudian ia tewas oleh Wrekudara.
Pada lakon Arjuna papa, yaitu ketika
Arjuna mendapat sengsara, para Kurawa merasa dapat membalas sakit hati pada
kerabat Pandawa. Arjuna dapat ditangkap oleh Kurawa dan disiksa. Waktu Arjuna
tersiksa itu, Raden Dursasana sebagai ketua para Kurawa sangat gembira melihat
tingkah laku para Kurawa menyiksa Arjuna itu. Demikian pula dalam lakon
Balesigalagala, Kurawa merasa dapat mengenyahkan kerabat Pandawa dari muka
bumi, terbukti pada Pandawa itu waktu mabuk dalam perayaan, dibakarlah rumah
tempat perayaan itu oleh Kurawa, hingga dikiranya punahlah kerabat Pandawa.
Tetapi oleh pertolongan Dewa Bumi, Hyang Antaboga, kerabat Pandawa itu
ditunjukkan jalan ke Saptapretala oleh seekor garangan (musang) putih. Kejadian
ini justru menambah kemuliaan kerabat Pandawa. Setelah Kurawa mengetahui pula
bahwa Pandawa masih hidup, para Kurawa tak putus daya upayanya untuk
memusnahkan Pandawa.
DESTARATA
Orang tua :
Begawan Abyasa
Aji-aji/sanjata : Aji
Kumbalageni
Negara :
Hestinapura
Critane : Raden Destarastra anak Begawan Abyasa yang tertua ;
ia buta. Destarastra ialah bapak Kurawa, mempunyai 100 orang anak, 99 laki-laki
dan seorang puteri; yang demikian dalam bahasa Jawa disebut beranak satus
selapan siji, artinya dalam seratus anak hanya terselip seorang puteri, atau
berarti juga anak seratus itu, (karena banyak gundik) dilahirkan tiap-tiap 36
hari seorang anak, (dalam bahasa J. 36 hari disebut: selapan).
Destarasta mengangkat dirinya jadi
raja di Hastinapura bernama Prabu Dastanegara, tetapi sebenarnya ia tak berhak
menjadi raja, karena ia buta. Adapun yang berhak ialah Pandu, tetapi pada,
waktu itu Pandu masih kanak, jadi Dastarasta hanya sebagai wakil sebelum Pandu
dewasa. Tetapi karena kekuatan Kurawa negeri Hastinapura tak hendak dilepas
menyebabkan Kurawa senantiasa bermusuhan dengan Pandawa (anak Pandu), hingga
permintaan Pandawa hanya separuh negeri. itu saja tak dikabulkan juga oleh
Kurawa.
Dastarastra setelah menyerahkan tahta
kerajaan kepada putranya, Duryudana, lalu menjadi pendeta dan sebagai penasehat
kerajaan Hastinapura. Usianya lanjut hingga perang Baratayudha.
KARTAMARMA
Orang tua : Prabu
Destarasta
Negara :
Banyutinalang
Critane : Raden Kartamarma adalah putra Prabu Destarasta dan
merupakan salah satu Kurawa yang terpilih bersemayam di Banyutinalang. Ia juga
merupakan kesatria dari pihak Kurawa yang terkemuka.
Dalam perang Baratayudha Kartamarma
selalu menang dalam perangnya, hingga habis perang Kartamarma masih memimpin
sisa tentara Hastinapura dengan bergeriIya. Waktu Aswatama akan membunuh
kerabat Pandawa, sehabis perang Baratayudha, Kartamarma mengikuti, tetapi
setelah Aswatama tewas, Kartamarma melarikan diri, namun kemudian bertemu
dengan Bima dan akhirnya tewas ditangan Bima.
Dalam riwayat diterangkan’, bahwa
sukma Kartamarma menjelma berupa binatang kecil bernama brengkutis (kumbang
keciI), yaitu serangga yang mengerumuni kotoran.
CITRAKSA
Orang tua : Prabu Destarasta
Negara : Hastinapura
Critane : Raden Citraksa putra Prabu Destarastra di
Hastinapura, seorang Kurawa, saudara Sri Duryudana. Citraksa berbicara gagap,
beradat congkak. la seorang Kurawa yang. terpilih. Dalam perang Baratayudha
Citraksa tewas oleh Arjuna pada waktu Arjuna mengamuk dalam perang itu, sesudah
Angkawijaya meninggal.
CITRAKSI
Orang tua : Prabu
Destarasta
Negara :
Hastinapura
Critane : Raden Citraksi adalah putera Prabu Dastarastra di
Hastinapura, raut mukanya mirip seperti Raden Citraksa, dan ia terhitung seorang
Kurawa yang terkemuka. Dalam perang Baratayudha ia tewas oleh Pandawa.