Selasa, 24 Maret 2015

Resep Sayur Bayam Bening

Alat :
- Panci
- Telenan
- Pisau
- Sendok sayur

Bahan :
· 3 ikat bayam (ambil pucuknya, cuci bersih)
· 2 buah wortel (dipotong agak tipis)
· 2 buah jagung manis (dipotong kecil)

Bumbu :
· 2 siung bawang putih
· 1 buah tomat (dipotong menjadi empat)
· 1/2 sdt garam
· 1 sdt gula
·1/4 liter air

Cara memasak :
1. Ambil air, letakkan dalam panci kemudian didihkan.
2. Setelah mendidih, masukkan bawang putih.
3. Masukkan wortel dan jagung manis, masak sampai empuk.
4. Masukkan garam dan gula, aduk hingga rata.
5. Masukkan bayam, tunggu hingga matang.
6. Terakhir masukkan tomat, angkat dan sajikan.

Jumat, 25 Oktober 2013

Kurawa

Kurawa

DURYUDANA

Orang tua            : Prabu Destarasta dan Dewi Gendari
Istri                        : Dewi Banowati
Anak                      : Lakmandra komara,Laksmandrawati
Gelar                     : Prabu
Negara                 : Hastinapura
Kelemahan         : Ditepuk paha kirinya
Critane                 : Duryudana adalah putera Prabu Destarastra di Hastinapura, ia seorang Kurawa yang tertua. Korawa atau Kurawa berarti suku bangsa Kuru. Setelah dewasa Duryudana bertahta di Hastinapura bergelar Prabu Duryudana. Kurawa meskipun bersaudara misan dengan Pandawa namun senantiasa bermusuhan, hingga terjadi perang saudara, yang disebut Baratayudha. Negeri Hastinapura terhitung kerajaan besar, binatara, maka waktu perang Baratayudha dapat bantuan dari kerajaan lain. Sebenarnya Prabu Duryudana seorang yang sakti, tetapi tak pernah kelihatan kesaktiannya. Dalam perang Baratayudha ia bertanding dengan Raden Wrekudara. Prabu Duryudana tak dapat dikalahkan. Tetapi ketahuan oleh Wrekudara dari isyarat yang diberikan oleh Prabu Kresna dengan menepuk-nepuk paha kiri yang merupakan kelemahannya. Setelah dipupuh (dipukul) dengan gada, paha kirinya oleh Wrekudara, tewaslah ia. Kelemahan paha ini karena waktu muda Duryudana dimandikan dengan air sakti, ada bagian paha yang tertutup dengan daun beringin, maka tertinggallah bagian badan itu oleh air sakti yang membasahi seluruh badannya.
Prabu Duryudana menantu raja Mandraka, Prabu Salya. Mula-mula ia bertunangan dengan Dewi Erawati, Puteri Prabu Salya yang tertua, tetapi gagal karena puteri itu dicuri oleh Kartowiyoga, dan Prabu Duryudana mencari puteri itu tetapi gagal. Putri tersebut diketemukan oleh Raden Kakrasana, maka diperisterilah puteri itu oleh Kakrasana, yang kemudian jadi raja di Madura bernama Prabu Baladewa.
Kedua kali Prabu Duryudana bertunangan dengan puteri Prabu Salya yang kedua, bernama Dewi Surtikanti, tetapi puteri itu diperisteri oleb Raden Suryaputra, yang kemudian bernama Adipati Karna.
Ketiga kalinya, bertunangan dengan Dewi Banowati, puteri Prabu Salya yang ketiga, luluslah perkawinan ini. Namun sebenarnya, puteri Banowati tak suka pada Prabu Duryudana, karena Banowati berharap akan diperisteri oleh Raden Arjuna. Lantaran ini, Dewi Banowati .menurut juga dipermaisuri dengan Prabu Duryudana, tetapi dengan janji tak akan dilarang semasa Dewi itu bertemu dengan Arjuna sewaktu-waktu. Dikabulkanlah permintaan itu dan terlaksana pada waktu-waktu Banowati bertemu dengan Arjuna tak diganggu-gugat. Prabu Duryudana berputera Raden Lesmanamandrakumara dan Dewi Dursilawati.


DURSASANA

Orang tua            : Prabu Destarasta
Aji-aji/sanjata    : Keris Kyai Barla
Negara                : Hestinapura
Critane                 : Raden Dursasana putera Prabu Destarastra yang ke dua di Hastinapura, seorang Kurawa kesatria yang tinggal di kesatrian Banjarjungut, karena itu ia disebut juga kesatria Banjarjungut. Dursasana sangat disayangi oleh rama ibu dan saudara tuanya, Sri Duryudana. Apa yang diperbuatnya tidak dilarang dan selalu dibiarkan saja. la suka dipuji dan bertabiat sesuka-sukanya. Tidak ada seorangpun yang kuasa melarangnya. Perkataan Dursasana kasar diikuti dengan tertawa dan ia tak pernah tenang. Pada waktu berjalan melenggang-lenggang panyang, pun waktu duduk ia berbuat begitu juga, suatu adat yang ganjil sekali.
Dursasana diangkat sebagai panglima negeri Hastinapura, akan bertanding dengan Wrekudara nanti pada perang Baratayudha. Dalam perang Baratayudha, benar-benar ia berhadapan dengan Wrekudara, yang kemudian ia tewas oleh Wrekudara.
Pada lakon Arjuna papa, yaitu ketika Arjuna mendapat sengsara, para Kurawa merasa dapat membalas sakit hati pada kerabat Pandawa. Arjuna dapat ditangkap oleh Kurawa dan disiksa. Waktu Arjuna tersiksa itu, Raden Dursasana sebagai ketua para Kurawa sangat gembira melihat tingkah laku para Kurawa menyiksa Arjuna itu. Demikian pula dalam lakon Balesigalagala, Kurawa merasa dapat mengenyahkan kerabat Pandawa dari muka bumi, terbukti pada Pandawa itu waktu mabuk dalam perayaan, dibakarlah rumah tempat perayaan itu oleh Kurawa, hingga dikiranya punahlah kerabat Pandawa. Tetapi oleh pertolongan Dewa Bumi, Hyang Antaboga, kerabat Pandawa itu ditunjukkan jalan ke Saptapretala oleh seekor garangan (musang) putih. Kejadian ini justru menambah kemuliaan kerabat Pandawa. Setelah Kurawa mengetahui pula bahwa Pandawa masih hidup, para Kurawa tak putus daya upayanya untuk memusnahkan Pandawa.

DESTARATA
Orang tua            : Begawan Abyasa
Aji-aji/sanjata :  Aji Kumbalageni
Negara                 : Hestinapura
Critane                 : Raden Destarastra anak Begawan Abyasa yang tertua ; ia buta. Destarastra ialah bapak Kurawa, mempunyai 100 orang anak, 99 laki-laki dan seorang puteri; yang demikian dalam bahasa Jawa disebut beranak satus selapan siji, artinya dalam seratus anak hanya terselip seorang puteri, atau berarti juga anak seratus itu, (karena banyak gundik) dilahirkan tiap-tiap 36 hari seorang anak, (dalam bahasa J. 36 hari disebut: selapan).
Destarasta mengangkat dirinya jadi raja di Hastinapura bernama Prabu Dastanegara, tetapi sebenarnya ia tak berhak menjadi raja, karena ia buta. Adapun yang berhak ialah Pandu, tetapi pada, waktu itu Pandu masih kanak, jadi Dastarasta hanya sebagai wakil sebelum Pandu dewasa. Tetapi karena kekuatan Kurawa negeri Hastinapura tak hendak dilepas menyebabkan Kurawa senantiasa bermusuhan dengan Pandawa (anak Pandu), hingga permintaan Pandawa hanya separuh negeri. itu saja tak dikabulkan juga oleh Kurawa.
Dastarastra setelah menyerahkan tahta kerajaan kepada putranya, Duryudana, lalu menjadi pendeta dan sebagai penasehat kerajaan Hastinapura. Usianya lanjut hingga perang Baratayudha.

KARTAMARMA

Orang tua            : Prabu Destarasta
Negara                 : Banyutinalang
Critane                 : Raden Kartamarma adalah putra Prabu Destarasta dan merupakan salah satu Kurawa yang terpilih bersemayam di Banyutinalang. Ia juga merupakan kesatria dari pihak Kurawa yang terkemuka.
Dalam perang Baratayudha Kartamarma selalu menang dalam perangnya, hingga habis perang Kartamarma masih memimpin sisa tentara Hastinapura dengan bergeriIya. Waktu Aswatama akan membunuh kerabat Pandawa, sehabis perang Baratayudha, Kartamarma mengikuti, tetapi setelah Aswatama tewas, Kartamarma melarikan diri, namun kemudian bertemu dengan Bima dan akhirnya tewas ditangan Bima.
Dalam riwayat diterangkan’, bahwa sukma Kartamarma menjelma berupa binatang kecil bernama brengkutis (kumbang keciI), yaitu serangga yang mengerumuni kotoran.



CITRAKSA
Orang tua            : Prabu Destarasta
Negara                 : Hastinapura
Critane                 : Raden Citraksa putra Prabu Destarastra di Hastinapura, seorang Kurawa, saudara Sri Duryudana. Citraksa berbicara gagap, beradat congkak. la seorang Kurawa yang. terpilih. Dalam perang Baratayudha Citraksa tewas oleh Arjuna pada waktu Arjuna mengamuk dalam perang itu, sesudah Angkawijaya meninggal.





CITRAKSI
Orang tua            : Prabu Destarasta
Negara                 : Hastinapura
Critane                 : Raden Citraksi adalah putera Prabu Dastarastra di Hastinapura, raut mukanya mirip seperti Raden Citraksa, dan ia terhitung seorang Kurawa yang terkemuka. Dalam perang Baratayudha ia tewas oleh Pandawa.


Kamis, 24 Oktober 2013

Pandawa Lima

PANDAWA LIMA



yudhistira.jpgYUDISTIRA

Yudistira memiliki nama kecilnya yaitu Puntadewa. Ia merupakan yang tertua di antara lima Pandawa, atau para putera Pandu dengan Dewi Kunti. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama. Yudistira memerintah di Kerajaan Amarta.

Karakter : Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi, suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah. Sifat lainnya yang menonjol adalah adil, sabar, jujur, taat terhadap ajaran agama, penuh percaya diri, dan berani berspekulasi. 






bima.jpgBIMA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfa_XVvnv1ESxm51tXlw0w7f7D4Lrddh85tC4OSNvDj31DqA4w1jMn_Dh2Xb9mwkMsy_0nN2F8klsb5D9pjK7ZG2AgV3VKmVDG24eZcwpqX7x4MJVlkzz3VFeFrMpcVwFLnT5di3EyLG57/s320/images.jpeg
Bima dengan nama kecilnya Sena. Bima merupakan putra kedua Pandu dengan Dewi Kunti. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga memiliki nama julukan Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati yang baik. Pandai memainkan senjata gada. Senjata gadanya bernama Rujakpala. Bima juga dijuluki Werkudara. Dalam pewayangan Jawa, Bima memiliki anak yaitu Gatotkaca, Antareja dan Antasena.

Karakter : Bima memililki sifat dan perwatakan; gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur.
Ia juga memiliki sifat kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya   hatinya lembut,  setia pada satu sikap, tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.










arjuna.jpgARJUNA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu2cYt6MQBxL5A0ZitR1WR_0O-PrYpqOySjVoL2f0TKUZKtoxkqNeeobeZoQu4Xwg7gDfY5DkzmJEg-USl0ZJ4uMehkQxst4fIxUlzL-93XlTBuWOnxn5qAePvfNNh8t0XwbPAPCR-effl/s1600/arjuna.jpeg
Arjuna dengan nama kecilnya Permadi. Arjuna merupakan putra bungsu Dewi Kunti dengan Pandu. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra, Sang Dewa perang. Ia adalah ksatria cerdik dan gemar berkelana, gemar bertapa dan berguru menuntut ilmu. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai ksatria. Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran besar di melawan Kurawa. Arjuna dikenal juga dengan nama Janaka. Ia memimpin kerajaan di Madukara

Karakter : Arjuna memiliki sifat perwatakan cerdik pandai, pendiam, lemah lembut budinya,teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah.




nakulass.jpg

NAKULA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaLSjFCix4ircs7H46_1RRJC0B67v_mxCdvpSBSWajYXivOHc8jXXC-9LVgTif1QsGnbbq0JO8f3303ydmNpcFjoQWp3Aquxxs9neHR3DkzxU7NveYvTkx4Z1R6-aRC_1_w9aB_18WFdFX/s320/nakula.jpg
Nakula dengan nama kecilnya Pinten. Nakula merupakan salah satu putera kembar pasangan Dewi Madrim dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Nakula pandai memainkan senjata pedang. Nakula merupakan pria yang paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang yang tangguh. 
 
Karakter : perwatakan jujur, setia, taat pada orang tua dan tahu membalas budi serta dapat menjaga rahasia.







sadew.jpg

SADEWA

Sadewa dengan nama kecilnya Tangsen. Sadewa merupakan salah satu putera kembar pasangan Dewi Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Sadewa adalah orang yang sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang yang ahli dalam ilmu astronomi. 

Karakter :perwatakan jujur, setia, taat pada orang tua dan tahu membalas budi serta dapat menjaga rahasia.